JAKARTA - Sosok Anies Baswedan kembali menyita perhatian publik, kali ini dari kalangan mahasiswa dan akademisi. Kehadirannya di sejumlah kampus ternama seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Islam Indonesia (UII) disambut hangat oleh ribuan mahasiswa yang memadati ruang diskusi demi mendengar langsung gagasan dan pemikiran dari mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Di tengah meningkatnya kesadaran politik generasi muda, Anies dianggap sebagai tokoh politik ideal dengan integritas tinggi dan visi kebangsaan yang kuat.
Kunjungan Anies ke berbagai kampus tersebut bukan sekadar safari akademik biasa. Dalam setiap forum diskusi, ia mengangkat berbagai isu penting dan aktual, mulai dari demokrasi, penegakan hukum, pembangunan nasional, hingga ketimpangan sosial dan korupsi yang semakin mengkhawatirkan.
“Kampus adalah tempat terbaik untuk menghidupkan kembali diskursus intelektual yang sehat dan berorientasi pada masa depan bangsa,” ujar Anies Baswedan saat berdialog dengan mahasiswa UGM di Yogyakarta.
Disambut Ribuan Mahasiswa, Anies Bahas Demokrasi dan Hukum
Dalam setiap sesi diskusi terbuka, mahasiswa dan civitas akademika menunjukkan antusiasme luar biasa. Aula dan ruang seminar dipenuhi peserta yang ingin mendengar langsung pandangan Anies tentang berbagai persoalan kebangsaan. Di ITB, misalnya, mahasiswa mengajukan pertanyaan tajam seputar krisis kepercayaan publik terhadap institusi hukum, sementara di UII, diskusi lebih menyorot pada tantangan pendidikan dan pemerataan pembangunan.
Anies tidak hanya menjawab dengan narasi, tetapi juga mengajak peserta forum untuk berpikir kritis dan aktif dalam menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan.
“Demokrasi yang sehat tidak cukup hanya dengan pemilu, tapi juga membutuhkan sistem hukum yang adil, transparan, dan akuntabel,” ujar Anies dalam diskusi di UII.
Penilaian Akademisi: Anies Sosok Pemimpin Ideal
Kehadiran Anies di berbagai kampus besar itu turut menarik perhatian para akademisi. Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof. Dr. Dimyati, M.Si., menyebut bahwa antusiasme mahasiswa merupakan cerminan dari pengakuan moral dan intelektual terhadap kapasitas kepemimpinan Anies.
“Ini juga menunjukkan keinginan mahasiswa untuk belajar dan terinspirasi dari pengalaman serta pengetahuan Anies, yang dipandang sebagai sosok pemimpin politik ideal,” tutur Prof. Dimyati.
Prof. Dimyati menilai, dalam konteks akademik, seorang politisi ideal adalah mereka yang memahami kebutuhan mahasiswa dan mampu mengartikulasikannya dalam forum yang tepat. Menurutnya, Anies memiliki empat kualitas utama yang menjadikannya figur ideal di mata masyarakat kampus:
-Integritas tinggi, tidak mudah dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau kelompok;
-Visi kebangsaan yang jelas, serta mampu menyampaikannya secara sistematis dan inspiratif;
-Kemampuan komunikasi yang kuat, yang mampu membangun optimisme dan mendorong aksi perubahan;
-Keterampilan kerja sama lintas sektor, dalam rangka merumuskan kebijakan yang inklusif dan berkeadilan.
“Benang merah yang menghubungkan Anies dengan dunia kampus adalah kemampuannya dalam memimpin, menginspirasi, dan mendorong perubahan positif. Inilah yang membuatnya diterima dan disambut antusias oleh mahasiswa,” pungkas Prof. Dimyati.
Politik Gagasan dan Harapan di Mata Generasi Muda
Kehadiran Anies di kampus-kampus besar menjadi refleksi dari kerinduan generasi muda terhadap politik yang mengedepankan etika, nilai, dan substansi gagasan. Dalam setiap forum, Anies berusaha membangkitkan semangat bahwa perubahan tidak hanya bisa dilakukan dari atas, tetapi juga dari bawah, dimulai dari komunitas kecil seperti kampus.
“Kita perlu membangun ekosistem politik yang berorientasi pada nilai, bukan hanya kekuasaan,” ujar Anies dalam forum terbuka di ITB.
Mahasiswa menyambut pemikiran ini dengan positif. Mereka menganggap Anies sebagai pemimpin yang mampu menjembatani idealisme kampus dengan realitas politik nasional.
“Saya terinspirasi dengan cara Pak Anies menjawab pertanyaan mahasiswa. Tidak menggurui, tapi mendorong kita berpikir lebih jauh tentang masa depan bangsa,” ungkap Rani, mahasiswi Jurusan Hukum UGM yang hadir dalam diskusi.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Kunjungan ke kampus bukan sekadar silaturahmi politik, tetapi menjadi bukti konkret bahwa politik idealisme dan etika masih mendapat tempat di hati generasi muda. Di tengah pesimisme sebagian masyarakat terhadap elit politik, kehadiran tokoh seperti Anies membangkitkan harapan baru akan hadirnya pemimpin yang tidak hanya berbicara, tetapi juga berpikir dan bertindak dengan komitmen moral tinggi.
Namun demikian, pengamat politik mengingatkan bahwa tantangan di dunia nyata tidak mudah. Visi dan gagasan besar perlu diiringi dengan kemampuan manajerial dan implementatif yang kuat agar bisa diwujudkan dalam bentuk kebijakan publik yang efektif dan berdampak.
“Anies punya rekam jejak akademik dan birokrasi yang kuat, tinggal bagaimana menyatukan semua elemen bangsa untuk bersama mengawal perubahan,” kata pengamat politik dari UIN Jakarta, Dr. Zainal Muttaqin.
Politik Nilai Masih Hidup
Kegiatan diskusi Anies Baswedan di kampus-kampus menunjukkan bahwa politik nilai, gagasan, dan etika masih hidup dan berkembang di lingkungan akademik. Generasi muda Indonesia, khususnya mahasiswa, tidak hanya peduli pada isu-isu praktis, tetapi juga menaruh perhatian besar pada karakter dan visi moral seorang pemimpin.
Kehadiran Anies yang disambut hangat di UGM, ITB, dan UII adalah bukti bahwa politik harapan belum mati, dan bahwa Indonesia masih memiliki ruang bagi tokoh yang menjunjung tinggi idealisme serta komitmen terhadap masa depan bangsa.