Dermaga Shiplift Kapal Selam Pertama Dibangun PTPP

Rabu, 09 Juli 2025 | 11:24:23 WIB
Dermaga Shiplift Kapal Selam Pertama Dibangun PTPP

JAKARTA - Mendorong kemandirian industri pertahanan tak hanya membutuhkan komitmen pemerintah, tetapi juga peran aktif dari sektor konstruksi nasional. Hal itu diwujudkan oleh PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melalui proyek pembangunan Dermaga Shiplift Kapal Selam Block A-B, proyek pertama di Indonesia yang secara khusus dirancang untuk melayani kapal selam.

Dengan nilai proyek mencapai Rp275 miliar, pembangunan dermaga ini menjadi momentum strategis dalam upaya memperkuat sektor alutsista nasional. Proyek tersebut tidak hanya mencatat progres signifikan dengan capaian 62,520%—melampaui target rencana yang ditetapkan sebesar 57,289%—tetapi juga menjadi simbol kemajuan teknologi konstruksi di Indonesia yang selaras dengan program Whole Local Production (WLP) kapal selam yang sedang dicanangkan pemerintah.

Pembangunan yang ditargetkan selesai dalam 600 hari kalender ini berperan penting dalam mewujudkan kemandirian industri maritim dan pertahanan nasional. PTPP, sebagai kontraktor utama, berupaya mengedepankan standar baru dalam konstruksi dengan menerapkan inovasi teknologi dan prinsip keberlanjutan.

Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menjelaskan bahwa proyek ini menjadi pencapaian besar tidak hanya karena urgensinya terhadap industri pertahanan, tetapi juga karena pendekatan konstruksi ramah lingkungan yang diterapkan.

“Proyek ini menetapkan standar baru dalam dunia konstruksi nasional melalui berbagai terobosan inovatif, seperti penggunaan material ramah lingkungan dan metode konstruksi berkelanjutan,” ungkap Joko.

Salah satu inovasi utama adalah penggunaan bekisting beton precast berbahan baja, yang memungkinkan penggunaan berulang dan mengurangi limbah serta emisi karbon. Tak hanya itu, panel surya juga dimanfaatkan sebagai sumber penerangan selama masa konstruksi, menggantikan listrik konvensional dan berkontribusi pada penggunaan energi terbarukan (renewable energy).

Lebih jauh, proyek dermaga kapal selam ini juga menerapkan sistem digitalisasi konstruksi secara menyeluruh. Mulai dari penerapan Building Information Modeling (BIM) hingga level 9D, hingga Internet of Things (IoT) yang dikombinasikan untuk meningkatkan efisiensi proyek secara real time. Teknologi ini mendukung optimalisasi sumber daya manusia dan material, serta memastikan seluruh pekerjaan tetap berada pada koridor kualitas, keselamatan kerja, dan ketepatan waktu.

“Di lapangan, teknologi seperti automatic bucket cor, automatic curing beton, dan mesin roller besi tulangan memastikan pengerjaan yang presisi dan efisien, sekaligus mengurangi risiko kecelakaan kerja,” jelas Joko.

Keunggulan proyek ini juga terletak pada spesifikasi teknis dermaga yang dirancang untuk menghadapi beban ekstrem kapal selam. Kapasitas daya dukung dermaga mencapai 15 Ton/m², dengan ketebalan struktur hingga 2,5 meter, menjadikannya fasilitas pertama di Indonesia yang dirancang khusus untuk keperluan pemeliharaan dan operasional kapal selam.

Tak kalah penting, pembangunan dermaga ini juga memperlihatkan kolaborasi strategis dengan perusahaan global, yaitu Syncrolift AS—perusahaan penyedia teknologi shiplift terkemuka di dunia. Kolaborasi ini bukan hanya menjamin standar mutu dan keandalan teknologi, melainkan juga membuka ruang transfer pengetahuan dan teknologi (technology transfer) kepada para insinyur dan teknisi nasional.

“Sinergi ini memperkuat daya saing industri konstruksi nasional sekaligus meningkatkan kualitas SDM lokal yang akan membawa manfaat jangka panjang bagi pembangunan maritim nasional,” ujar Joko.

Dermaga Shiplift Kapal Selam Block A-B merupakan infrastruktur penting untuk mendukung kesiapan operasional kapal selam produksi dalam negeri ke depan. Pemerintah memang tengah mengupayakan pembangunan kapal selam lokal sebagai bagian dari kebijakan besar untuk meningkatkan pertahanan nasional secara mandiri.

PTPP memandang proyek ini sebagai bentuk nyata kontribusi dalam menciptakan fondasi industri strategis yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga mampu menjawab tantangan geopolitik dan pertahanan di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik.

“Kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga pondasi bagi masa depan industri maritim Indonesia yang kuat dan berdaulat,” tutup Joko.

Dengan teknologi mutakhir, pendekatan konstruksi berkelanjutan, serta kolaborasi strategis internasional, proyek Dermaga Shiplift Kapal Selam ini menjadi model pembangunan infrastruktur pertahanan yang berorientasi masa depan. Tidak hanya mempercepat modernisasi pertahanan nasional, tetapi juga menandai era baru keterlibatan BUMN konstruksi dalam mendukung program strategis nasional.

Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang secara langsung mendukung kemandirian industri pertahanan dan maritim, pembangunan ini diharapkan menjadi cetak biru bagi proyek-proyek sejenis di masa mendatang—di mana infrastruktur, teknologi, lingkungan, dan manusia berjalan seirama menuju kedaulatan bangsa.

Terkini