JAKARTA - Dalam sebuah insiden yang memicu ketegangan di perairan Laut Kepulauan Indonesia-Malaysia, sebuah kapal berbendera Malaysia secara menantang menabrak kapal perang TNI Angkatan Laut, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376. Kejadian yang mengguncang ini berlangsung di utara Tanjung Balai Asahan, Kamis, 6 Maret 2025, sekitar pukul 07:10 WIB.
Insiden dimulai ketika KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, kapal jenis korvet di bawah kendali operasi Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Koarmada I, melakukan patroli rutin. Ketika mendeteksi pelanggaran oleh kapal asing yang melintasi batas kedaulatan Perairan Indonesia, kru kapal segera bertindak mendekati kapal beridentitas SLFA 4498 tersebut. Kapal ini diketahui berbendera Malaysia dan diduga kuat melakukan aktivitas ilegal di wilayah perbatasan.
“Tindakan tegas harus kami ambil ketika kami menemukan kapal-kapal asing memasuki perairan kita secara ilegal. Ini adalah bentuk pelanggaran serius terhadap kedaulatan Indonesia,” ujar Komandan Koarmada I dalam siaran pers resmi yang diterima VIVA, Kamis, 6 Maret 2025.
Menyadari kehadiran kapal perang TNI, kapal Malaysia tersebut mencoba melarikan diri dengan kecepatan mencapai 9,5 knot. Meskipun prajurit TNI telah mengeluarkan tembakan peringatan untuk mendesak agar kapal tersebut berhenti, kapal SLFA 4498 tetap mengabaikan peringatan tersebut. Dalam manuver yang berani dan membahayakan, kapal tersebut bahkan menabrakkan diri ke KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376.
“Ini adalah tindakan yang sangat berbahaya dan menunjukkan keengganan pihak mereka untuk bekerja sama atau mematuhi hukum laut internasional,” tambah Komandan Koarmada I.
Kejadian ini jelas menambah daftar panjang insiden maritim yang melibatkan kapal-kapal asing di wilayah perairan Indonesia. Sementara TNI Angkatan Laut terus berupaya menjaga stabilitas keamanan di perairan nasional, tantangan dari kapal luar negeri yang mencoba mengeksploitasi sumber daya laut Indonesia tetap menjadi isu signifikan.
Dalam pernyataannya, pihak TNI memastikan bahwa langkah-langkah lebih lanjut akan diambil untuk menangani insiden ini. Penyelidikan menyeluruh akan dilakukan untuk memastikan bahwa pelaku dari pihak asing diberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.
Tidak hanya fokus pada insiden ini, TNI Angkatan Laut menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan pengawasan dan patroli di sepanjang perbatasan maritim Indonesia. Terutama di daerah-daerah yang dianggap rawan terhadap pelanggaran dan aktivitas ilegal oleh kapal asing.
Sementara itu, insiden ini sekali lagi menegaskan perlunya penguatan diplomasi maritim serta kerja sama antarnegara dalam menjaga kedaulatan laut. Tantangan terhadap hukum maritim internasional harus direspons dengan tindakan tegas dan diplomatis.
“Kedaulatan laut adalah prioritas kami dan insiden seperti ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Keseimbangan keamanan di perairan ini harus selalu dipertahankan,” tegas Komandan Koarmada I pada akhir siaran pers.
Dengan meningkatnya aktivitas ilegal di perairan internasional dan lintas batas, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dan memastikan bahwa perairan global tetap aman dan terjamin dari segala bentuk ancaman.
Melalui insiden ini, serta respons cepat dari TNI AL, dapat terlihat bahwa Indonesia tidak akan menoleransi segala bentuk pelanggaran terhadap kedaulatannya. Langkah ini diharapkan dapat menjadi sinyal kuat bagi pihak-pihak lain yang mungkin berencana untuk melakukan pelanggaran serupa di masa mendatang. Tekad dan semangat ini adalah pesan yang jelas bahwa keamanan maritim Indonesia adalah bagian integral dari keamanan nasional yang tidak dapat dikompromikan.