Pendidikan

Langkah Strategis Pendidikan: SMA Loa Bakung Perluas Seleksi untuk Siswa Unggul

Langkah Strategis Pendidikan: SMA Loa Bakung Perluas Seleksi untuk Siswa Unggul
Langkah Strategis Pendidikan: SMA Loa Bakung Perluas Seleksi untuk Siswa Unggul

JAKARTA - Langkah progresif kembali diambil oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dalam upayanya menghadirkan akses pendidikan gratis dan berkualitas. Kali ini, melalui kebijakan pembukaan gelombang kedua seleksi masuk jenjang SMA di kawasan Sekolah Terpadu Loa Bakung. Tujuan utama dari langkah ini adalah mengisi sisa kuota kursi siswa SMA yang belum terpenuhi pada tahap seleksi pertama.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, Asli Nuryadin, menjelaskan bahwa pihaknya ingin memastikan seluruh potensi kursi terisi maksimal, sejalan dengan semangat pemerataan pendidikan dan optimalisasi fasilitas sekolah baru yang telah dibangun pemerintah.

“Yang direkomendasikan oleh Mentari Group kemarin hanya 25 siswa. Padahal target kita 45 kursi. Jadi sekarang kita buka lagi tes seleksi pada 12 Juli nanti,” jelas Asli. Langkah ini mencerminkan komitmen Pemkot untuk membuka kesempatan lebih luas kepada masyarakat, khususnya bagi siswa-siswi Samarinda yang ingin mengakses pendidikan menengah tanpa pungutan.

Sekolah Terpadu: Inisiatif Strategis Menggabungkan Tiga Jenjang Pendidikan

Konsep Sekolah Terpadu yang dibangun di kawasan Loa Bakung bukanlah sekadar pembangunan fisik. Gagasan ini mencerminkan integrasi dari berbagai jenjang pendidikan formal, yakni SD, SMP, dan SMA, dalam satu kawasan terpusat. Tiga institusi yang terlibat dalam integrasi ini adalah SD 028 Sungai Kunjang, SMP 028 Samarinda, dan SMA Prestasi yang dikelola melalui yayasan.

Meski disebut sebagai sekolah terpadu, secara administratif ijazah tetap diterbitkan oleh masing-masing jenjang pendidikan sesuai dengan nomenklatur nasional. “Asal-usul penyebutan ‘sekolah terpadu’ itu lebih ke lokasi yang terintegrasi, bukan nomenklatur ijazah. Di dalamnya, siswa didorong lanjut terus dari SD ke SMP, lalu ke SMA. Tapi tetap ikut kurikulum nasional,” ujar Asli menjelaskan.

Dengan pendekatan ini, siswa dapat menempuh pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah atas di lingkungan yang sama, tanpa perlu berpindah lokasi. Ini diharapkan memberikan kenyamanan, keberlanjutan proses belajar, serta efisiensi dalam pengelolaan fasilitas pendidikan.

Persiapan Infrastruktur dan Tenaga Pendidik Hampir Rampung

Dari sisi kesiapan fisik, Sekolah Terpadu Loa Bakung hampir sepenuhnya rampung. “Aspek fisiknya insyaallah dalam Juli ini akan rampung. Kalau ada yang belum, itu tinggal taman, finishing, landscape. Tapi 14 Juli nanti kegiatan belajar tetap jalan,” kata Asli dengan optimis.

Tenaga pengajar dan kepala sekolah untuk SD dan SMP telah terpenuhi. Hanya untuk jenjang SMA yang masih menyisakan kekurangan dari sisi siswa, yang kini tengah dikejar melalui seleksi gelombang kedua. Proses rekrutmen ini sekaligus menjadi bagian dari evaluasi terhadap efektivitas penyaringan dan sosialisasi sebelumnya.

Legalitas dan Tata Kelola Diperkuat lewat Perwali dan Yayasan Khusus

Sebagai bentuk keseriusan, Pemkot Samarinda juga tengah menyelesaikan peraturan wali kota (perwali) sebagai dasar hukum operasional sekolah terpadu. Menurut Asli, perwali tersebut sudah dalam tahap akhir. “Insyaallah dalam satu dua hari ini atau Senin depan sudah final. Yayasan juga sedang berproses di notaris,” ujarnya.

Meski SMA Prestasi berada dalam naungan yayasan, statusnya tetap sebagai sekolah swasta yang dikelola secara khusus oleh pemerintah. Tidak seperti yayasan pendidikan swasta pada umumnya, Ketua Yayasan SMA Prestasi dijabat langsung oleh Kepala Disdikbud Samarinda secara eks-officio. Semua pembiayaan operasional pun dijamin penuh oleh pemerintah kota.

“Tidak boleh ada pungutan dari siswa. Ini dikunci langsung oleh Pak Wali (Andi Harun). Honor guru dari Kesra, biaya rutin dari distrik, jadi semua lewat mekanisme APBD,” terang Asli. Skema ini menjadi inovasi penting dalam tata kelola sekolah swasta berbasis pembiayaan publik.

Model Percontohan untuk Pendidikan Gratis dan Unggul

Sekolah Terpadu Loa Bakung tak hanya hadir sebagai jawaban atas kebutuhan pendidikan berkualitas, tapi juga diharapkan menjadi model percontohan untuk sistem pengelolaan pendidikan berbasis integrasi jenjang. Dengan pengawasan penuh dari Pemkot, konsep ini diharapkan bisa direplikasi di wilayah lain di Samarinda.

“Kami ingin sekolah ini bukan cuma unggul secara fisik, tapi juga bisa jadi contoh untuk kualitas pendidikan secara keseluruhan di kota ini,” pungkas Asli.

Ke depan, Pemkot bahkan berencana mengajukan permohonan peresmian langsung kepada Menteri Pendidikan. Langkah tersebut diyakini akan memberikan legitimasi yang lebih kuat, serta menjadi bentuk apresiasi terhadap inovasi daerah dalam membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, efisien, dan bebas pungutan.

Menatap Masa Depan Pendidikan yang Lebih Inklusif

Upaya Samarinda membangun Sekolah Terpadu Loa Bakung bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan cerminan visi untuk menjangkau generasi masa depan dengan akses pendidikan yang setara. Ketika banyak kota masih berkutat pada masalah sarana dan pembiayaan pendidikan, Samarinda mencoba menjawabnya melalui skema kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat.

Dengan dibukanya kembali seleksi masuk SMA dan selesainya perwali sebagai dasar hukum, Loa Bakung semakin mendekati mimpinya: menjadi pusat pendidikan unggulan berbasis gratis yang mampu mencetak siswa-siswa berprestasi tanpa beban biaya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index