Investasi

Pertambang Dorong Investasi

Pertambang Dorong Investasi
Pertambang Dorong Investasi

JAKARTA - Tren penanaman modal di Indonesia mulai menunjukkan perubahan geografis yang menarik. Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi, realisasi investasi di luar Pulau Jawa kini mengalami pertumbuhan signifikan pada semester pertama tahun ini. Perubahan ini menandai pergeseran minat investor dari wilayah Jawa yang selama ini menjadi pusat investasi utama, menuju daerah-daerah di luar Jawa.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Dedi Latip, menegaskan bahwa sektor pertambangan menjadi kontributor utama dari peningkatan investasi di luar Jawa. “Salah satunya adalah sektor pertambangan yang memang memiliki kontribusi besar,” kata Dedi dalam acara Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia Business Forum di Jakarta Selatan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa sumber daya alam tetap menjadi daya tarik utama bagi investor, terutama di wilayah yang kaya mineral dan potensi energi.

Pertumbuhan Investasi Luar Jawa

Data Kementerian Investasi menunjukkan bahwa realisasi investasi di luar Jawa tercatat sebesar Rp 476 triliun atau setara dengan 50,5 persen dari total investasi sepanjang semester I 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi di Pulau Jawa yang mencapai Rp 466,9 triliun atau 49,5 persen. Tren ini menandakan adanya pergeseran minat investor yang semakin merata, tidak lagi terkonsentrasi hanya di Jawa, tetapi juga di wilayah yang memiliki potensi sumber daya dan peluang pengembangan industri hilirisasi.

Secara keseluruhan, realisasi investasi nasional pada semester I mencapai Rp 942,9 triliun, yang setara dengan 49,5 persen dari target tahun 2025 sebesar Rp 1.905,6 triliun. Angka ini juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 13,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 1,25 juta orang. Hal ini menjadi indikasi positif bahwa investasi tidak hanya meningkat dari sisi nilai finansial, tetapi juga berdampak pada peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat.

Distribusi Investasi di Berbagai Daerah

Dedi Latip memaparkan lima besar lokasi investasi selama semester I 2025, yakni: Jawa Barat sebesar Rp 141 triliun, Jakarta Rp 140,8 triliun, Jawa Timur Rp 74,7 triliun, Sulawesi Tengah Rp 64,2 triliun, dan Banten Rp 60,7 triliun. Meskipun Jawa tetap mendominasi secara nominal, wilayah luar Jawa, seperti Sulawesi Tengah, menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan, khususnya di sektor pertambangan dan hilirisasi.

Sektor pertambangan menjadi pendorong utama investasi di luar Jawa, seiring dengan upaya pemerintah mendorong hilirisasi mineral dan sumber daya alam. Selain tambang, pemerintah juga mendorong pertumbuhan sektor pertanian dengan realisasi investasi di 14 subsektor pertanian yang dinilai potensial. Hal ini menunjukkan strategi pemerintah dalam mendorong pemerataan pembangunan ekonomi melalui investasi yang terfokus pada sektor-sektor strategis di luar Jawa.

Kontribusi PMDN dan PMA

Dedi menambahkan, kontribusi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp 510,3 triliun, sementara penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 432,6 triliun. Investor asing terbesar berasal dari negara-negara seperti Singapura, Hong Kong, Tiongkok, Malaysia, dan Jepang. Kombinasi investasi domestik dan asing ini memperkuat fondasi ekonomi nasional, sekaligus membuka peluang kolaborasi dan transfer teknologi di sektor strategis.

Fokus Hilirisasi dan Sektor Strategis

Kementerian Investasi tetap memprioritaskan hilirisasi di empat sektor utama, yaitu mineral, minyak dan gas bumi, kehutanan, serta perikanan. Selain itu, sektor pertanian juga mendapat perhatian, seiring dengan upaya meningkatkan nilai tambah produk lokal. Dengan fokus pada hilirisasi, pemerintah berharap investasi tidak hanya menciptakan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membangun ekosistem industri yang berkelanjutan di berbagai wilayah Indonesia.

Lebih jauh, Kementerian Investasi telah menyusun peta jalan investasi hingga 2040 yang mencakup 28 sektor strategis. Dari jumlah tersebut, empat hingga tujuh sektor menjadi prioritas utama dengan potensi investasi mencapai US$ 680 miliar. Pemerintah memperkirakan penyerapan tenaga kerja dari sektor-sektor prioritas ini bisa mencapai hingga 3,8 juta orang, membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi regional.

Pertumbuhan investasi di luar Jawa pada semester I 2025 menandai perubahan strategi investor yang semakin merata di seluruh wilayah Indonesia. Sektor pertambangan menjadi motor utama pertumbuhan ini, namun sektor lain seperti pertanian dan hilirisasi mineral turut memberikan kontribusi penting.

Kolaborasi antara PMDN dan PMA, didukung oleh kebijakan pemerintah yang fokus pada hilirisasi dan pembangunan sektor strategis, diharapkan mampu mendorong pemerataan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan memperkuat daya saing nasional. Dengan tren ini, investasi di luar Jawa tidak hanya menjadi alternatif, tetapi juga peluang strategis untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index