Otomotif

Investasi Otomotif Dorong Penyerapan Kerja

Investasi Otomotif Dorong Penyerapan Kerja
Investasi Otomotif Dorong Penyerapan Kerja

JAKARTA - Industri otomotif di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat total investasi yang masuk ke sektor otomotif, baik kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua dan tiga, telah mencapai Rp174,31 triliun sejak 2021 hingga semester I 2025. Angka ini menunjukkan bahwa industri otomotif tetap menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dan pencipta lapangan kerja di Tanah Air.

Mahardi Tunggul Wicaksono, Direktur Industri Elektronika dan Telematika serta Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, menyampaikan bahwa investasi tersebut berasal dari 32 produsen kendaraan roda empat dan 73 produsen kendaraan roda dua dan tiga.

“Investasi untuk industri kendaraan roda empat mencapai Rp143,91 triliun dan Rp30,4 triliun di industri kendaraan roda 2 dan 3,” ujar Tunggul dalam diskusi “Polemik Insentif BEV Impor” di Kantor Kemenperin, Jakarta.

Dampak Investasi terhadap Tenaga Kerja

Investasi besar di sektor otomotif ini berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja. Industri otomotif berhasil menyerap sekitar 100 ribu orang. Secara rinci, sektor kendaraan roda empat menyerap 69,39 ribu pekerja, sementara sektor kendaraan roda dua dan tiga menyerap 30,31 ribu pekerja.

Data ini menunjukkan bahwa industri otomotif tidak hanya berperan sebagai penggerak ekonomi melalui investasi, tetapi juga sebagai penyedia lapangan kerja yang signifikan. Tenaga kerja yang terserap di sektor otomotif mencakup berbagai bidang, mulai dari produksi, perakitan, hingga distribusi dan layanan purna jual.

Produksi dan Penjualan Kendaraan

Kinerja industri otomotif selama enam bulan pertama tahun 2025 menunjukkan hasil yang solid. Industri kendaraan roda empat berhasil memproduksi 553 ribu unit, dengan penjualan mencapai 374 ribu unit. Selain itu, ekspor CBU (Completely Built Up) tercatat sebesar 230 ribu unit, sementara impor CBU mencapai 61 ribu unit.

Sementara itu, industri kendaraan roda dua menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi, dengan produksi mencapai 3,37 juta unit dan penjualan 3,1 juta unit. Ekspor CBU kendaraan roda dua tercatat sebesar 268 ribu unit. Data ini menegaskan bahwa sektor otomotif roda dua tetap menjadi andalan pasar domestik sekaligus komoditas ekspor penting bagi Indonesia.

Investasi Kendaraan Listrik

Meski jumlah investasinya belum sebesar kendaraan konvensional, industri kendaraan listrik mulai menunjukkan perkembangan. Total investasi kendaraan listrik baru mencapai Rp5,65 triliun, yang mencakup berbagai segmen:

Bus listrik: Rp380 miliar dari 7 perusahaan

Mobil listrik: Rp4,12 triliun dari 9 perusahaan

Kendaraan roda dua dan tiga listrik: Rp1,15 triliun dari 66 perusahaan

Mahardi Tunggul Wicaksono menekankan bahwa pengembangan kendaraan listrik menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam mendorong otomotif ramah lingkungan. Investasi di sektor ini diharapkan dapat meningkat seiring dengan dukungan insentif dan kebijakan yang mendorong adopsi kendaraan listrik di pasar domestik.

Peran Industri Otomotif terhadap Ekonomi

Pertumbuhan investasi otomotif tidak hanya menambah nilai ekonomi nasional, tetapi juga menciptakan efek berganda bagi industri pendukung lainnya, seperti industri komponen, logistik, dan layanan aftersales. Investasi di sektor otomotif memicu pertumbuhan ekonomi lokal, menambah lapangan kerja, serta meningkatkan kapasitas ekspor produk otomotif Indonesia.

Menurut Tunggul, sinergi antara pemerintah dan produsen otomotif menjadi kunci dalam memastikan investasi ini berdampak maksimal bagi perekonomian nasional. “Industri otomotif terus tumbuh dan menjadi sektor yang menjanjikan bagi investor, sekaligus menjadi sumber penyerapan tenaga kerja yang besar,” ujarnya.

Tantangan dan Peluang

Meski pertumbuhan investasi otomotif cukup tinggi, sektor ini juga menghadapi tantangan, seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan regulasi, dan kebutuhan untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Di sinilah peran pemerintah dan pelaku industri otomotif menjadi krusial, dengan menghadirkan insentif, kebijakan yang mendukung produksi kendaraan listrik, serta penguatan kapasitas lokal.

Dalam konteks kendaraan listrik, pemerintah menargetkan agar minimal 40% kandungan komponen dalam negeri (TKDN) diterapkan pada produksi mobil listrik. Hal ini akan meningkatkan daya saing industri otomotif nasional sekaligus mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Prospek Investasi Otomotif

Dengan total investasi Rp174,31 triliun di industri otomotif, Indonesia menunjukkan posisi strategis sebagai pusat pertumbuhan otomotif di kawasan Asia Tenggara. Pertumbuhan ini ditopang oleh tingginya permintaan domestik dan potensi ekspor yang besar.

Mahardi Tunggul Wicaksono menegaskan bahwa investasi besar ini menunjukkan keyakinan investor terhadap prospek industri otomotif Indonesia. “Industri otomotif tetap menjadi sektor yang menjanjikan dan mampu mendukung pembangunan ekonomi serta menciptakan lapangan kerja secara signifikan,” ujarnya.

Dengan kombinasi investasi, penyerapan tenaga kerja, dan pengembangan kendaraan listrik, industri otomotif Indonesia diproyeksikan terus tumbuh dan berkontribusi pada transformasi ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index