Sembako

Sembako Hari Ini Beras Turun, Cabai dan Daging Naik

Sembako Hari Ini Beras Turun, Cabai dan Daging Naik
Sembako Hari Ini: Beras Turun, Cabai dan Daging Naik

JAKARTA - Pergerakan harga pangan di Indonesia menunjukkan dinamika beragam di sejumlah komoditas utama. Data terbaru Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat penurunan harga beras medium, beras SPHP, beras premium, daging ayam ras, hingga telur ayam. Namun, harga cabai merah keriting justru mengalami kenaikan, memunculkan perhatian bagi konsumen dan pelaku usaha.

Menurut data Bapanas, rata-rata harga beras medium secara nasional turun 1,06% menjadi Rp 13.897 per kilogram. Sementara itu, harga beras SPHP turun 0,22% menjadi Rp 12.542 per kilogram, dan beras premium turun 0,84% menjadi Rp 15.977 per kilogram. Penurunan ini dinilai sebagai angin segar bagi konsumen, meski variasi harga masih terlihat di setiap wilayah.

Di zona 1, rata-rata harga beras medium sudah berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu Rp 13.497 per kilogram dibandingkan HET sebesar Rp 13.500 per kilogram. Namun, di zona 2 dan zona 3 harga beras medium masih berada sedikit di atas HET. Di zona 2, harga rata-rata nasional mencapai Rp 14.102 per kilogram atau 0,73% lebih tinggi dari HET Rp 14.000. Sementara di zona 3, harga beras medium mencapai Rp 15.736 per kilogram, 1,52% di atas HET Rp 15.500.

Meskipun tren penurunan terjadi di beberapa wilayah, harga beras medium tetap tinggi di beberapa daerah. Misalnya, di Papua Barat, harga beras medium mencapai Rp 17.000 per kilogram, setara 9,68% dari HET. Di Maluku Utara, harga beras medium tercatat Rp 16.329 per kilogram atau 5,35% lebih tinggi dari HET. Kondisi ini menunjukkan adanya tantangan distribusi dan ketersediaan stok di wilayah terpencil.

Berbeda dengan tren harga beras, cabai merah keriting justru mengalami kenaikan rata-rata nasional 1,87% menjadi Rp 49.263 per kilogram. Kendati demikian, harga cabai merah keriting masih berada dalam rentang Harga Acuan Penjualan (HAP) nasional, yaitu Rp 37.000–55.000 per kilogram. Di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan, harga cabai merah keriting relatif stabil. Di Jakarta, harganya Rp 43.214 per kilogram, Jawa Timur Rp 31.059 per kilogram, dan Kalimantan Barat Rp 61.040 per kilogram.

Namun, kenaikan ekstrem masih terjadi di beberapa wilayah, seperti Papua Barat dan Papua Barat Daya, yang telah menembus Rp 80.000 per kilogram. Sumatera Barat juga mencatat harga cabai merah keriting mencapai Rp 70.672 per kilogram. Kenaikan harga ini menunjukkan perlunya pengawasan distribusi dan intervensi pasar agar harga tetap terjangkau.

Sementara itu, cabai rawit merah mengalami penurunan harga rata-rata 1,46% menjadi Rp 44.403 per kilogram. Harga cabai rawit merah juga tercatat masih berada dalam kisaran HAP nasional, yakni Rp 40.000–57.000 per kilogram. Di beberapa daerah, harga cabai rawit lebih rendah, seperti Jawa Timur Rp 25.824 per kilogram dan Jakarta Rp 41.000 per kilogram. Namun, di Papua Barat dan Papua Barat Daya, harga cabai rawit merah tetap tinggi, mencapai Rp 117.500 hingga Rp 120.000 per kilogram.

Komoditas protein hewani seperti daging ayam ras dan telur ayam juga mengalami penurunan harga. Daging ayam ras tercatat turun 1,10% menjadi Rp 35.939 per kilogram, sementara harga telur ayam ras turun 0,72% menjadi Rp 29.154 per kilogram. Penurunan ini diharapkan dapat meringankan beban konsumsi rumah tangga, khususnya di kota-kota besar dengan permintaan tinggi.

Pengamat ekonomi pangan menekankan pentingnya pemantauan terus-menerus terhadap harga komoditas pokok agar tidak menimbulkan gejolak sosial. Penurunan harga beras, daging, dan telur menjadi peluang bagi pemerintah untuk menstabilkan daya beli masyarakat, sementara kenaikan harga cabai dan beberapa komoditas lainnya perlu diantisipasi dengan kebijakan distribusi dan stok yang tepat.

Selain itu, disparitas harga antarwilayah menjadi sorotan utama. Penurunan harga beras di zona 1 yang lebih rendah dari HET menunjukkan efektivitas intervensi pasar di wilayah tersebut. Namun, harga beras yang masih tinggi di Papua Barat, Maluku Utara, dan beberapa wilayah zona 3 mengindikasikan perlunya penguatan logistik dan distribusi, terutama untuk daerah terpencil.

Kondisi serupa terlihat pada komoditas cabai. Walaupun harga cabai merah keriting stabil di pulau Jawa dan Kalimantan, kenaikan drastis di Papua dan Sumatera Barat menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menjaga keterjangkauan harga. Strategi distribusi, pengendalian rantai pasok, dan monitoring harga di pasar lokal menjadi kunci untuk mencegah lonjakan harga yang berdampak pada daya beli masyarakat.

Penurunan harga daging ayam ras dan telur ayam menjadi kabar baik menjelang musim panen dan konsumsi tinggi, khususnya bagi keluarga dengan pengeluaran terbatas. Meski demikian, konsumen tetap disarankan memantau pergerakan harga di pasar tradisional maupun daring agar bisa mendapatkan harga terbaik.

Secara keseluruhan, tren harga pangan nasional saat ini mencerminkan adanya dinamika yang dipengaruhi oleh ketersediaan stok, distribusi, dan permintaan musiman. Penurunan harga beras, daging, dan telur menunjukkan intervensi pasar yang berhasil, sementara kenaikan harga cabai di beberapa wilayah menegaskan perlunya pengawasan lebih ketat. Pemerintah, pedagang, dan masyarakat diharapkan bersinergi untuk menjaga stabilitas harga komoditas pokok demi tercapainya ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index