JAKARTA - Ilia Topuria, sosok yang dikenal sebagai mantan raja kelas bulu UFC, kembali menjadi sorotan publik dengan rencana ambisiusnya untuk pindah kelas ke divisi ringan. Langkah ini bukan hanya menuai perhatian, tetapi juga klaim kontroversial bahwa banyak pihak merasa tidak nyaman dengan perubahan tersebut.
Seperti dilansir dari Juara.net, keputusan ini bukan sekadar wacana kosong. Topuria, yang berjuluk "El Matador," telah secara tegas menunjukkan keseriusannya dengan terlebih dahulu melepaskan sabuk juara kelas bulu UFC. Langkah tersebut tentu mengisyaratkan bahwa ambisi untuk menaklukkan kelas ringan bukanlah sekadar mimpi belaka.
Salah satu yang mengomentari rencana Topuria adalah Liana Jojua, petarung MMA asal Georgia. Jojua mengklaim bahwa banyak orang merasa tidak nyaman dengan kepindahan Topuria ke kelas ringan. "Pria asal Georgia tersebut diklaim miliki kemampuan yang terlalu mengerikan," ujar Jojua. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa dengan kemampuannya saat ini, kehadiran Topuria di kelas ringan bisa mengguncang peta persaingan.
Topuria dikenal dengan gaya bertarung yang agresif serta teknik jotosannya yang mematikan. Bahkan, baik pukulan kanan maupun kirinya disebut mempunyai kekuatan yang sanggup membuat lawan KO. Tak mengherankan bila kemudian banyak yang merasa waswas menghadapi kehadiran Topuria di divisi yang lebih tinggi.
Namun, keberanian dan ambisi El Matador tidak akan berhenti pada klaim dan sorotan semata. Ia saat ini menargetkan duel perebutan gelar melawan penguasa kelas ringan, Islam Makhachev. Rencana ini semakin menegaskan keseriusan Topuria untuk mendominasi pentas MMA di kelas yang lebih berat.
"Saya pikir kita semua akan melihat hal keren dari duel Islam Makhachev vs Ilia Topuria," kata Jojua dilansir oleh Juara.net dari Sport-Express.ru. Pernyataan tersebut tidak hanya mencerminkan harapan akan laga yang menegangkan, tetapi juga rasa penasaran akan apakah Topuria bisa mengukir kemenangan di divisi baru ini.
Namun, di tengah semua hype ini, tidak dapat dipungkiri bahwa keputusan untuk naik kelas selalu membawa risiko tersendiri. Pertarungan di kelas yang lebih berat berarti berhadapan dengan lawan yang lebih besar dan lebih kuat. Ini bukan pertaruhan kecil bagi Topuria, yang sebelumnya telah mengukuhkan dirinya sebagai salah satu petarung paling menonjol di kelas bulu.
Meskipun tantangan besar menanti, Topuria tampaknya tidak gentar. Dengan melepas sabuk juara kelas bulu, ia menunjukkan bahwa ambisinya kini tertuju untuk menjadi yang terbaik di kelas ringan. Jika ia berhasil, Topuria tidak hanya akan menambah prestasi dalam kariernya, tetapi juga mengukir namanya lebih dalam di sejarah UFC.
Ke depan, perhatian dunia MMA akan tertuju pada hasil dari langkah berani ini. Apakah Ilia Topuria akan berhasil menaklukkan kelas ringan dan memperkuat reputasinya sebagai petarung yang perlu diwaspadai di UFC? Ataukah ini akan menjadi tantangan yang terlalu besar untuk ditaklukkan?
Satu hal yang pasti, dunia UFC dan para penggemarnya menantikan aksi selanjutnya dari El Matador, menunggu apakah ia benar-benar mampu mengubah peta persaingan di panggung yang lebih tinggi ini.